Dengan
sosoknya yang terkesan seperti hewan purba menjadikannya sangat digemari
kalangan generasi muda.
Dewasa ini iguana tengah marak
memasuki bursa hewan kesayangan. Hewan yang di habitat aslinya hidup di
pepohonan sepanjang daerah aliran sungai ini bersifat diurnal atau aktif siang
hari. Hidupnya di wilayah dengan ketinggian sampai 1.000 meter dpl, baik di
daerah tropis maupun subtropis, dari wilayah utara Mexico sampai tengah Amerika
Selatan.
Daging iguana berwarna putih dan
empuk seperti ikan. Secara tradisional daging ini dipercaya mengandung bahan
yang bersifat aphrodisiac, yaitu dapat merangsang dan memacu daya
seksual.
A. Daya
Tarik Iguana
Yang
menjadi daya tarik:
- - berkesan purba
- - lincah, gesit, waspada, dan responsif
Iguana memiliki indera pendengaran,
penglihatan, dan pembauan yang sangat tajam. Bila ada bahaya, iguana akan
segera meloncat dari pepohonan (walaupun cukup tinggi) ke air sungai ilan
berenang dengan cepat untuk menyelamatkan diri.
la terkenal sebagai perenang sangat
lihai. Kaki depannya didekapkan sepanjang badan, sedangkan ekornya yang panjang
dan kuat digerakkan kiri kanan seperti pendayung. Kakinya pendek, tetapi kokoh.
Kukunya kuat dan tajam sebagai alat penggali dan pemanjat.
Di lehernya terdapat gelambir kulit
yang lebar. Gelambir ini berfungsi sebagai alat pengatur suhu tubuh. Iguana
juga memiliki jengger yang sangat nyata dan kuat berbentuk seperti duri dari
garis tengah leher bagian belakang memanjang ke punggung. Tubuhnya diselimuti
sisik kecil yang teratur rapi. Itulah sebabnya iguana tampak seperti hewan
purba yang menjadikannya sangat disukai sebagai hewan kesayangan.
Kulit salah satu jenis reptil ini
tidak dapat berubah warna seperti yang dilakukan bunglon dalam upayanya
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hanya ada bagian kulit tertentu saja yang
bila terkena sinar matahari langsung akan berubah warna menjadi lebih gelap.
Iguana muda berkulit biru kehijauan
dan ekornya terdapat gelang-gelang warna gelap. Bila dewasa, kulitnya akan
berubah seperti warna tanah dan timbul garis-garis vertikal pada tubuh sampai
ekor.
B. Jenis
yang Disukai
Iguana termasuk dalam kelas
Reptilia, ordo Squamata. Dari banyaknya jenis iguana, hanya iguana hijau (Iguana
iguana) yang paling banyak dikenal sebagai hewan kesayangan. Kelebihannya
terletak pada penampilannya yang lincah, gesit, dan responsif. la pun jinak,
tidak seperti jenis yang lain. Pemeliharaannya sangat mudah.
C. Kandang
dan Perlengkapannya
Kandang
yang baik:
- - mudah dibersihkan
- - berlantai empuk
- - membuat iguana leluasa bergerak
Kandang merupakan sarana hidup yang
mirip tempat hidup di habitat asli yang berukuran mini. Oleh karena berukuran
mini, pergerakannya pun sangat terbatas dan perilaku di habitat aslinya tidak
dapat dilakukan dcngan baik. Untuk itu, peran pemelihara sangat besar untuk
kesehatannya.
Rancangan kandang sebaiknya
didasarkan pada kemudahan untuk melakukan sanitasi kandang. Kandang yang selalu
dibersihkan akan membuat pemelihara enggan melakukan tugas sanitasi. Ini akan
berakibat iguana dapat terserang penyakit. Ukuran kandang pun harus sesuai
dengan ukuran tubuh iguana untuk keperluan pergerakannya. Selain itu, juga
perlu disesuaikan dengan perlengkapan kandang. Di pasaran sekarang ini telah
banyak dijual kandang yang indah. Namun, perlu diperhatikan faktor kemudahan membersihkannya.
Lantai kandang harus tampil bersih
setiap hari. Untuk itu, lantai, harus mudah dibersihkan, halus, empuk, dan
dapat menyerap air.
Bahan lantai seperti ini dapat
berupa kertas koran, kertas berlilin seperti kertas pembungkus makanan, kertas
tisu tebal, dan karpet tanpa bulu.
Sebenarnya lantai kandang juga dapat
dibuat seperti lantai kandang ayam sistem litter karena tidak setiap
hari diganti dan dibersihkan. Bahan lantai seperti ini dapat berupa hancuran
tongkol jagung, kayu gergajian atau serutan kayu, kulit kacang tanah, atau
pasir. Namun, lantai seperti ini sangat mungkin ikut termakan.
Iguana menyukai lingkungan yang
hangat, berkisar 30—39° C. Untuk itu, kandang perlu dilengkapi dengan jendela
yang dapat meneruskan sinar matahari. Sinar matahari diperlukan sebagai sumber
sinar ultraviolet (UV) untuk membangun vitamin D. Bila sinar matahari tidak
mungkin diperoleh, kandang dapat dilengkapi dengan lampu UV buatan. Lampu itu
pun harus dilindungi dengan bahan penghantar panas agar tidak langsung mengenai
tubuh iguana.
Lampu ini dinyalakan selama 12—14
jam sehari. Untuk mengetahui kesesuaian suhu dalam kandang, perlu dipasangkan
termometer udara. Agar suhu udara dapat diatur sesuai kebutuhan juga perlu
dipasangkan termostat (alat pengatur suhu udara).
Walau bagaimanapun keadaan lampu UV
buatan, kualitasnya tidak akan menyamai sinar matahari. Untuk itu, kalau
menggunakan lampu UV maka sebaiknya dinding kandang jangan dipasangi plastik,
fiber, atau kaca, tetapi dari bahan kawat kasa yang kuat dan licin. Solderannya
pun bukan dari bahan plumbum (Pb) karena dapat meracuni iguana kalau dijilati.
Di habitat aslinya, iguana suka
berjemur di atas bebatuan seungai atau di pokok pohon. Untuk itu, kandang perlu
dilengkapi karang, atau pokok pohon yang diletakkan di tempat yang bisa terkena
sinar matahari atau lampu UV. Perlengkapan ini dapat asli atau buatan. Selain
untuk tempat berjemur, bahan digunakan untuk memanjat.
Selain perlengkapan kandang
tersebut, kandang dapat dilengkapi dengan cempat persernbunyian. Bahan yang
cocok berupa pipa paralon atau lukas pL’inbungkus tisu. Ukurannya perlu
disesuaikan dengan panjang iubuh iguana.
Air sungat dibutuhkan oleh iguana,
baik untuk minum maupun mandi. Namun, air untuk minum berlainan dengan air
untuk mandi atau berenang. Untuk mandi dan berenang, dalam kolam perlu
diletakkan kolam yang diisi air hanya sekitar dua pertiga ukuran kolam. Air
kolam dapat diganti kalau sudah terlihat keruh, berwarna kehijauan, berbau,
atau tercemar kotoran dan sisa makanan.
Untuk minum sebaiknya air dialirkan
di pipa karet atau plastik yang ujungnya dilengkapi keran tekan. Air dapat
keluar kalau iguana menekan keran tekan dengan moncongnya. Cara minum seperti
ini dapat diajarkan pada iguana. Selain dengan alat ini, botol yang digantung
terbalik pun dapat digunakan.
D. Makanan
Makanan
iguana
- Porsi makan ikan, telur rebus, daging, brokoli, bayam, alfalfa, bit, jamur, wortel 20 g setiap kg berat badan
Sebagai hewan piaraan yang tidak
sebebas di alam aslinya, iguana perlu makanan yang mengandung zat gizi yang
lengkap, yaitu protein (hewani dan nabati), karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Porsi terbesar makanan iguana dewasa
berbentuk hijauan. Pemberian hijauan sebaiknya dalam bentuk potongan kecil.
Dalam pemberiannya, potongan sayuran dicampur merata dengan irisan-irisan telur
rebus, daging, atau ikan sehingga iguana tidak dapat memilih makanannya. Agar
efisiensi, makanan ini dapat dibuat untuk keperluan seminggu, tetapi harus
disimpan dalam panci tertutup dan diletakkan dalam lemari es agar tidak rusak.
Makanan diberikan 2—3 kali sehari
untuk iguana muda dan 2—3 kali seminggu untuk iguana dewasa. Porsi makannya
harus cukup agar tidak ada makan yang terbuang. Porsi makanan ini akan
bertambah setiap waktu. Oleh karena itu, sebaiknya jumlah makanan yang
diberikan harus didasarkan pada berat badannya. Sisa makan-an merupakan faktor
utama yang membuat kandang menjadi kotor, lembap, dan berbau.
Iguana senang makan makanan sumber
protein hewani dari mangsa hidup seperti jangkrik, cacing, atau anak tikus.
Namun, tidak ada jaminan mangsa hidup itu sehat dan tidak. Untuk itu, perlu
berhati-hati memberikan mangsa hidup.
Ke dalam makanan campuran juga dapat
ditambahkan vitamin dan mineral, baik berupa bubuk,
tetes, maupun sirop. Pemberian tambahan vitamin dan mineral ini harus diteruskan
hingga iguana tua. Namun, pemberian pada iguana dewasa dapat langsung ke mulut
dengan pinset atau pelontar pil. Untuk keperluan ini, vitamin dan mineral tersebut berupa
kapsul atau tablet.
Sebagai selingan Anda dapat
memberikan makanan anjing, kucing, atau kelinci berupa pelet. Selain itu, pada
waktu tertentu iguana perlu diberi bahan makanan dari cumbuhan yang mengandung
protein tinggi seperti dandelion (bunga dan daunnya), bunga mawar, atau kembang
sepatu. Sebagai variasi, iguana juga dapat diajari makan buah-buahan seperti
apel, pisang, pir, atau stroberi.
E.
Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan:
- - berikan yoghart atau feses iguana deuiasa pada anak iguana
- - amati keadaan iguana setiap hari agar tetap sehat
1.
Pemberian mikroflora
Dari hasil penelitian diperoleh
bahwa angka kematian anak iguana peliharaan cukup tinggi. Hasil autopsi
menyimpulkan bahwa ketidakcukupan mikroflora dalam alat pencernaan membuat anak
iguana tidak mampu mencerna makanannya. Memang di habitat aslinya anak iguana
mendapat mikroflora dari memakan feses induknya. Berbeda dengan iguana
peliharaan, pemelihara mengira kotoran harus segera dibuang dan tidak layak
dimakan. Bahkan begitu menetas, anak iguana langsung dipisahkan dari induknya.
Agar hal itu dapat dihindari, anak iguana harus diberi mikroflora dari yoghurt
atau feses iguana dewasa.
2. Problem
kesehatan
Sebagai makhluk hidup, iguana tidak
terlepas dari gangguan kesehatan. Berikut diberikan beberapa problem kesehatan
yang sering terjadi pada iguana peliharaan.
a. Kelainan tulang
Iguana peliharaan sering mengalami
defisiensi vitamin D, dan kalsium yang menyebabkan penyakit tulang keropos.
Defisiensi kalsium terjadi kalau iguana hanya diberi makanan monotonus
(misalnya kangkung saja). Sementara defisiensi vitamin D3 terjadi kalau
kandangnya tidak memperoleh sinar matahari cukup.
Gejala tulang keropos antara lain
lemah, gerakan tidak lincah, serta rahang (terutama bawah), kaki, dan ekor
membengkak sehingga iguana sukar makan. Jika terus berlanjut, tulang akan
tampak salah bentuk dan mudah patah atau pecah tulang.
Pengobatannya memang memakan waktu
cukup lama dengan cara pembcrian vitamin dan mineral melalui makanan atau
suntikan. Pengobatan dengan suntikan
akan lebih cepat memperlihatkan hasil.
b. Kelumpuhan kaki dan ekor
Kelumpuhan kaki (terutama depan) dan
ekor disebabkan oleh defistensi vitamin B dan kalsium. Pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian vitamin B maupun mineral kalsium, baik melalui
suntikan ataupun makanan.
c. Luka lecet pada hidung
Iguana sering menubrukkan hidungnya
ke dinding kandang. Kalau hal ini dilakukan btrulang kali, hidung akan lecet
atau terluka.
Luka lecet ini pun dapat terjadi
karena iguana sering diusik (terutama anak-anak). Agar tidak terjadi luka
leeet, lapisi bagian bawah sekeliling kandang (sekitar 15—20 em) dengan bahan
plastik, fiber, atau kasa tebal. Di samping itu, anak-anak diperingatkan agar
tidak mengusik iguana.
d. Melepuh
Kandang yang kotor dan becek oleh
feses, urine, sisa makanan, dan sebagainya dapat membuat kaki, ekor, dan kulit
bagian bawah kontak dengan kotoran lembap tersebut. Bila hal ini terus terjadi,
kulit menjadi lembek, rapuh, melepuh, bahkan luka karena terkelupas. Luka yang
dibiarkan akan menyebabkan pembusukan (gangrene), bahkan dapat terjadi abses.
Untuk mengatasi hal ini, iguana
sakit dipindahkan ke kandang lain yang bersih, kering, berlantai halus, dan
empuk. Kandang lama dibersihkan dan didesinfeksi, lalu dibiarkan kosong selama
dua minggu. Bersihkan luka dengan antiseptik Betadin 1% atau larutan rivanol.
Kalau terjadi abses, bersihkan nanahnya dan oleskan salep (penisilin,
gentamisin, atau neomisin) atau taburkan bedak sulfanilamide. Suntikkan
antibiotika sistemik (Ampisilin, dosis 20 mg/kg berat badan) sekali sehari
selama 5—7 hari. Salep perlu ditambahkan konservan minyak (ointment) agar
tahan lama melekat. Berikan juga suntikan vitamin A (2.000 lU/kg berat badan)
dan vitamin e (20 mg/kg berat badan) 1—2 kali seminggu. Selanjutnya berikan yoghurt
putih atau kuning seminggu setelah awal pemberian antibiotika. Dosis satu
sendok teh selama 2—3 sehari.
e. Mulut membusuk
Iguana yang kelaparan biasanya akan
memakan apa saja yang dijumpainya (termasuk benda-benda kasar, keras, tajam,
atau beraeun). Akibatnya mulut mengalami luka yang akan membusuk kalau
lingkungan pemeliharaannya tidak higiene.
Gejalanya antara lain mulut bengkak,
meradang, keiuar nanah, keluar air liur berlebihan, dan sulit makan.
Pengobatannya dilakukan seperti
penyakit pelepuhan. Karena iguana tidak mampu makan sendiri, perlu pemberian
makanan eair seeara paksa dengan spuit atau selang plastik/karet.
f. Penyakit parasiter
Iguana rawan dengan serangan
parasit, baik ektoparasit (tungau) maupun endoparasit (eaeing/protozoa). Adanya
penyakit parasit umumnya disebabkan kesalahan manajemen lingkungan. Gejalanya
ialah iguana tampak lemah karena terjadi malnutrisi.
Diagnosis penyakit harus dilakukan
di laboratorium terhadap sampel feses dan darah, baik untuk mengetahui
penyebabnya maupun obat yang eoeok. Untuk peneegahannya, perlu dilakukan
evaluasi sistem manajemen seeara keseluruhan.
g. Telur sulit keluar
Telur yang sulit keluar melalui
kloaka dapat disebabkan oleh pelekatan beberapa telur, telur membatu
(mumifikasi telur), atau telur salah bentuk. Telur yang berlekatan dapat saja
keluar, tetapi sudah peeah. Hal ini disebabkan betina menderita defisiensi mineral ataupun infeksi
indung telur/uterus.
Diagnosis hanya dapat dilakukan
melalui foto rontgen. Bila ada telur yang membatu, harus dilakukan
operasi yang diikuti pemberian gizi seimbang.
h. Patah ekor dan jari
Keeelakaan dapat menyebabkan ekor
mengalami patah, fraktur, atau meleset sendi. Jarijarinya pun dapat mengalami
keseleo, patah, atau kukunya eopot. Keeelakaan ini dapat terjadi karena
kesalahan pemelihara dalam perlakuan perawatan dan pengobatan ataupun kesalahan
iguana sendiri yang ingin membebaskan diri dari kandang.
F.
Membiakkan Iguana
Iguana
jantan:
- - jengger lebih panjang
- - tubuh lebih besar
- - wama kulit lebih terang
- - kepala lebih besar
- - terdapat jakun
Iguana
betina:
- - jengger lebih pendek
- - tubuh lebih kecil
- - warna kulit lebih terang
- - kepala kecil
Iguana jantan maupun hetina
mempunyai sederetan lubang sangat nyata yang herjajar di sebelah bawah kedua
sisi pinggulnya. Deretan lubang ini sebenarnya merupakan kelenjar yang
mengeluarkan semaeam bahan lilin lembek (wax). Kelenjar ini dipergunakan
untuk menandakan wilayah sebagai pengenal dan tanda komunikasi antara iguana.
Deretan lubang pada iguana jantan dewasa berkembang lebih menonjol ke luar
dibanding betina. Perkembangan tonjolan ini dipergunakan untuk mempererat pelukan
jantan pada betina saat kopulasi.
Di habitat aslinya, musim kawin
terjadi di bulan Januari—Februari setiap tahunnya. Sementara masa bertelurnya
berlangsung selama dua bulan. Telur yang keluar biasanya diletakkan iguana
betina pada sarang yang dibuatnya di pasir atau tanah yang lembap di dekat
pokok-pokok pepohonan. Dalam satu rnusim bertelur, seekor induk iguana dapat
menghasilkan 25—45 butir telur.
Setelah dua bulan dalam lubang, telur akan
menetas dan muneul bayi iguana yang panjangnya rata-rata 25—30 em. Setiap tahun
iguana akan bertambah panjang sekitar 15—24 em. Iguana akan meneapai dewasa
kelamin setelah berumur 3 tahun.
(Sumber:
doveindonesia.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar